Friday 18 September 2015

Komunitas Pecinta Sugar Glider Indonesia (KPSGI)

Rutin Melakukan Kampanye

Hewan menjadi salah satu pelipur lara seseorang saat bosan ataupun sedih. Dan tak sedikit pula seseorang yang menjadikan hewan sebagai teman kesayangannya. Tidak hanya hewan yang berperawakan besar, sangar dan menyeramkan saja, tetapi hewan bermuka menggemaskan dan menawan. Salah satunya adalah Sugar Glider. Bagi sebagian orang, nama Sugar Glider masih asing di telinga. Benar saja, hewan dengan nama Petaurus Brevicep ini memang bukan berasal dari Pulau Jawa, melainkan dari Papua.
Hanya saja, Sugar Glider saat ini tengah naik daun di kalangan hobiis satwa. Sugar Glider atau lebih dikenai dengan istilah tupai terbang itu merupakan hewan berkantong yang digunakan untuk mengamankan anaknya.
Di Solo sendiri ada sebuah komunitas yang menjadi wadah para pencinta Sugar Glider. Mereka menamakan dirinya Komunitas Pencinta Sugar Glider Indonesia (KPSGI) Regional Solo. Ketua KPSGI Regional Solo, Ellyvia Purnapawitra mengatakan masih banyak orang yang tidak mengenal hewan kecil, mungil, namun menggemaskan itu.
“Padahal ini adalah hewan asli Indonesia, tepatnya Papua. Oleh karena itu, kami gencarkan kampanye mengenai keberadaan Sugar Glider,” kata perempuan yang akrab disapa Olip itu kepada Joglosemar, beberapa waktu lalu.
Kampanye yang rutin dilakukan di Car Free Day (CFD) Slamet Riyadi itu membuahkan hasil. Sejak berdiri pada 31 Oktober 2012 lalu, kini KPSGI sudah memiliki 60-an anggota.
“Awalnya mereka hanya melihat di CFD, tapi lama-kelamaan jadi suka karena hewannya memang lucu. Akhirnya mereka bergabung dengan kami,” tegasnya.
Menurutnya, di KPSGI para anggota bakal mendapatkan pengetahuan lebih mengenai hewan tersebut dan juga perawatannya. “Kami sharing bagaimana cara perawatan yang benar. Termasuk makan dan memelihara kandangnya,” katanya lagi.
Alhasil, para anggota semakin bersemangat dalam merawat Sugar Glider. Bahkan ada yang rela mengeluarkan kocek dalam-dalam untuk mendapatkan hewan berkantong itu. Pasalnya, harga Sugar Glider bervariasi, tergantung jenis dan spesiesnya.
“Paling murah sekitar Rp 500.000 per ekor, itu jenis cinnamon. Tapi ada juga Sugar Glider yang harganya selangit yakni jenis piebald yang bisa menyentuh angka Rp 20 juta per ekornya,” tegasnya.

Sering Ikut Kontes

Karena tergolong hewan yang mahal, Sugar Glider seolah langsung merajai dunia persatwaan di Indonesia. Saking potensialnya, tidak heran kalau beberapa orang memutuskan untuk mengembangbiakkannya.
“Perlombaan Sugar Glider juga makin banyak. Terakhir, kami mengikuti kontes di Jogja. Di mana, dalam perlombaan itu yang dinilai adalah kualitas bulu dan ketangkasannya,” ujar Ketua KPSGI Regional Solo, Ellyvia Purnapawitra.
Mengikuti kontes, menurutnya tidak semata-mata menginginkan kejuaraan atau popularitas. Sebab di luar itu, konteks sangat penting untuk memperluas wawasan anggota mengenai seluk beluk dan perkembangan informasi mengenai Sugar Glider

Sumber : http://dok.joglosemar.co/baca/2015/07/29/komunitas-pecinta-sugar-glider-indonesia-kpsgi.html

No comments:

Post a Comment