Di Indonesia, sudah terdapat komunitas atau organisasi khusus penyayang SG yang disebut Komunitas Pencinta Sugar Glider Indonesia (KPSGI). Komunitas ini sudah memiliki 6.000 anggota yang tersebar di 13 kota di Indonesia. Salah satu misi KPSGI adalah mengurangi terjadinya penjualan dan pembelian SG hasil tangkapan alam.
Sugar glider termasuk satwa yang vokal. Mereka memiliki berbagai macam suara, mulai dari seperti cicitan burung hingga salakan kecil. Suara tersebut digunakan untuk berkomunikasi dengan sesamanya dan dengan pemiliknya. Selain melalui suara, SG dapat saling mengidentifikasi diri melalui aroma tubuh yangdihasilkan dari empat buah kelenjar bau. Para SG dapat “berkenalan” dengan cara menggosokkan tubuh mereka ke kelenjar bau SG lain.
Meskipun demikian, aroma tak sedap yang dihasilkan SG tidak separah aroma yang dihasilkan oleh sigung atau Sugar glider. Kini menjadi klangenan musang. Sebagai hewan kesayangan, SG dapat dilatih hingga menjadi jinak.
Semua ini dapat dicapai jika pemilik berinteraksi secara rutin dengan Sgnya setiap hari. Agar proses ikatan lebih mudah terjadi, sebaiknya SG dipelihara sejak kecil, yakni sejak mereka telah keluar dari kantong induk dan matanya telah terbuka.
Hal yang penting untuk diperhatikan adalah aktivitas SG lebih banyak dilaksanakan pada malam hari karena termasuk satwa nokturnal. Sepanjang siang hari, biasanya SG akan bermalas-malasan di kandangatau di dalam kantong pemiliknya. Jika sudah jinak, tidak perlu khawatir SG akan kabur ketika bermain.
Sumber: Buku Hewan Kesayangan Mini dan Eksotis, http://www.pertanianku.com/mengenal-sugar-glider-lebih-jauh/
No comments:
Post a Comment